Harga batu bara melemah, menunjukkan ketidakmampuan menembus level psikologis US$130 per ton. Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan pada hari sebelumnya. Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Januari ditutup di posisi US$ 127,9 per ton atau melemah 0,92% pada perdagangan Selasa (28/11/2023). Penurunan harga terjadi akibat minat batu bara dari konsumen terbesar dunia, China yang lebih terfokus pada tipe kalori dan sulfur rendah. Hal ini disebabkan harga batu bara dengan kandungan rendah berada di level murah, untuk spesifikasi 4.200 kilokalori per kg (kkal/kg) berada pada harga US$ 58,94 per ton. Level ini hanya lebih tinggi 17% dari titik terendahnya sepanjang tahun sebesar US$50,38 per ton, yang dicapai pada 25 Agustus lalu.
Beralihnya permintaan batu bara dengan kalori rendah menyebabkan adanya penurunan permintaan batu bara kalori tinggi, sehingga faktor ini yang menyebabkan penurunan harga batu bara ICE Newcastle yang memiliki spesifikasi sulfur kelas atas.. Di sisi lain, harga batu bara yang mulai merangkak naik mengakibatkan India kurang berminat menambah impor. India diperkirakan akan mengimpor sekitar 17,78 juta ton batubara termal pada November, turun dari 18,82 juta pada Oktober, yang merupakan bulan terkuat sejauh ini pada tahun 2023, menurut data Kpler. Impor dari Indonesia diperkirakan turun menjadi 10,92 juta ton pada November dari 12,19 juta di Oktober.
Secara keseluruhan, ada kemungkinan bahwa peningkatan minat Tiongkok terhadap impor batubara menjelang musim dingin di wilayah utara akan mengurangi sebagian permintaan di India, yang cenderung lebih sensitif terhadap harga. Afrika Selatan adalah pemasok utama bagi wilayah Atlantik dan India, dan menurunnya impor batu bara Eropa tahun ini telah membuka peluang bagi pembeli di Asia untuk mengirim kargo dari Afrika Selatan. Afrika Selatan mengekspor 3,74 juta metrik ton ke Asia pada Oktober dan hanya 386.860 ke Eropa, bergeser dari bulan yang sama tahun 2022 dengan pengiriman ke Asia sebanyak 2,93 juta dan ke Eropa sebanyak 2,22 juta. Meningkatnya ketersediaan batubara Afrika Selatan di Asia turut menjadi faktor penurunan harga batubara Indonesia dan Australia yang termasuk indeks ICE Newcastle.
+ There are no comments
Add yours