Asosiasi Sepeda Motor Listrik Indonesia (Aismoli) mengungkapkan penyebab penjualan motor listrik bersubsidi Rp7 juta terhambat. Menurut Ketua Umum Aismoli Budi Setiyadi, penyebab utama adalah karena dealer yang belum merata ada di seluruh daerah Indonesia.
“Saya tadi pagi dapat telepon dari Jember nanya, saya mau beli motor listrik subsidi, ternyata di Jember belum ada (dealer) padahal kota besar di Jawa Timur,” kata dia saat Inabuter EV Expo 2023 di Smesco, Jakarta, Rabu (29/11/2023).
Untuk itu asosiasi mendorong agar semua agen pemegang merek (APM), member Aismoli terutama merek dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sudah mencapai 40 persen, bisa cepat masuk ke pasar yang masih kosong tersebut dengan membentuk kerja sama. Dari aspek industri dan penggunaan oleh masyarakat, pemerintah sudah memberi karpet merah kepada asosiasi dan merek motor listrik untuk memperluas pasar. Sekarang, tegasnya, tinggal bagaimana membangun strategi yang tepat dan akurat supaya kepercayaan masyarakat terhadap motor listrik bisa terbangun.
Sampai saat ini, menurut data dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tercatat 52 merek motor listrik, sementara yang tercatat di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) ada sekitar 42 merek motor listrik. Sedangkan yang sudah ikut jadi anggota Aismoli ada sebanyak 38 merek. Sementara itu, Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (SISAPIRa) mencatat, sampai saat ini masih tersisa 185.141 unit motor listrik bersubsidi Rp7 juta. Di mana, hingga hari ini, Rabu (29/11/2023 pukul 13.23.07 WIB), sebanyak 4.148 unit sudah tersalurkan, 4.217 unit terverifikasi, dan 6.494 unit dalam proses pendaftaran.
+ There are no comments
Add yours