Harga emas lagi-lagi gagal mempertahankan level US$ 2.000. Harga emas sempat menyentuh level psikologis US$2.000 per troy ons pada perdagangan kemarin sebelum akhirnya ditutup melemah di level US$1.989 per troy ons. Pelemahan terjadi seiring penguatan dolar AS.Pada perdagangan Rabu (22/11/2023) harga emas di pasar spot ditutup melemah 0,43% di posisi US$ 1.989,72 per troy ons.Sementara, hingga pukul 06.30 WIB Kamis (23/11/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,06% di posisi US$ 1.990,98 per troy ons.
Harga emas turun di bawah level penting $2.000 per troy ounce pada perdagangan Rabu karena dolar AS pulih dari kemerosotan dan Departemen Keuangan AS mengurangi kerugian, sementara ekspektasi bahwa Federal Reserve (Fed) akan menahan kenaikan suku bunga membatasi kenaikan dalam berharga logam harga.
“Indeks dolar telah menguat ke level tertinggi hariannya dan hal itu membatasi minat beli terhadap emas,” ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, dikutip dari Reuters.
Indeks dolar AS naik 0,3% terhadap para pesaingnya, sementara imbal hasil Treasury AS mengurangi kerugiannya setelah data klaim pengangguran awal yang kuat meresahkan pasar yang memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunga sekitar bulan Juni karena perekonomian AS melambat.
Suku bunga yang lebih rendah biasanya meningkatkan harga emas karena mengurangi opportunity cost dibandingkan memegang aset yang tidak memberikan imbal hasil.
“Meningkatnya ekspektasi pasar terhadap dimulainya siklus pemotongan suku bunga The Fed pada awal tahun 2024 telah menjadi kekuatan utama yang mendorong harga emas lebih tinggi selama seminggu terakhir,” ujar Daniel Ghali, ahli strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.
Para pejabat di Federal Reserve (Fed) AS pada pertemuan kebijakan terbaru mereka sepakat untuk melanjutkan “dengan hati-hati” dan menaikkan suku bunga hanya jika mereka mengendalikan inflasi.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan mendongkrak kinerja dolar AS dan Departemen Keuangan AS. Kondisi ini kurang menguntungkan bagi emas, karena penguatan dolar membuat pembelian emas sulit dilakukan sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil (yield), sehingga kenaikan imbal hasil Treasury AS membuat emas menjadi kurang menarik. Namun, suku bunga rendah melemahkan dolar AS dan Treasury AS, sehingga menurunkan opportunity cost memegang emas. Jadi mengumpulkan emas lebih menarik.
+ There are no comments
Add yours