Pasar tenaga kerja Amerika Serikat kembali mendingin dan berpotensi membentuk gairah positif untuk nilai tukar rupiah. Pada akhir perdagangan kemarin, Kamis (16/11/2023) rupiah ditutup pada posisi Rp15.540/US$, berkurang 0,06% secara harian. Pelemahan tersebut mematahkan tren penguatan rupiah yang terjadi selama dua hari beruntun. Pelemahan kemarin terjadi lantaran sikap pelaku pasar yang wait and see data ketenagakerjaan AS. Kendati demikian, rilis data pasar tenaga kerja AS semalam menunjukkan data yang semakin mendingin. Berdasarkan data biro ketenagakerjaan AS, klaim pengangguran secara mingguan untuk periode yang berakhir pada 11 November 2023 naik menjadi 231.000 dari sebelumnya 218.000 dan perkiraan pasar di 220.000. Naiknya klaim pengangguran sejalan dengan pencatatan pekerjaan di luar pertanian atau non farm payroll untuk periode Oktober 2023 sebesar 150.000, lebih rendah dari perkiraan pasar yang proyeksi tumbuh 180.000.
Mendinginnya pasar tenaga kerja juga tercermin dari tingkat pengangguran yang naik ke 3,9% dari bulan sebelumnya 3,8%. Sejalan dengan itu, inflasi AS per Oktober 2023 juga terpantau melandai lebih baik dari perkiraan. Inflasi AS tumbuh 3,2℅ secara tahunan (yoy), nilainya berhasil melandai lebih dalam dibandingkan konsensus pasar yang proyeksi tumbuh 3,3℅ yoy. Inflasi yang melandai disertai kondisi pasar tenaga kerja yang mendingin akan memberikan dampak positif pada sikap bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang dinilai akan lebih melunak. Secara teknikal dalam basis waktu per jam, gerak rupiah dalam melawan dolar AS masih cenderung sideways. Saat ini mata uang Garuda sedang bergerak menguji area garis rata-rata selama 20 jam atau moving average 20 (MA20). Gerak rupiah masih potensi bisa menguat dalam jangka pendek apabila bisa menembus level psikologis Rp15.500/US$. Posisi ini juga berdekatan dengan support berdasarkan garis horizontal dari low candle 15 November 2023. Sementara itu, pelaku pasar juga perlu mencermati apabila rupiah bergerak berbalik arah melemah ke area resistance terdekat di garis rata-rata selama 50 jam (MA50) di posisi Rp15.590/US$.
+ There are no comments
Add yours