Harga Batu Bara Labil, Sekarang Melemah Setelah Kemarin Menguat

Harga batu bara melemah, setelah sempat menguat pada  hari sebelumnya. Melemahnya harga ditopang oleh mulai pasokan China yang akan ditingkatkan dan adanya tambahan dari pasar Rusia. Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup di posisi US$ 125,95 per ton atau terkoreksi 1,02% pada perdagangan Kamis (16/11/2023). Posisi saat ini masih tergolong pada level lemah jika dilihat dalam dua tahun terakhir. Volatilitas harga batu bara sangat fluktuatif dalam lima hari terakhir yakni menguat tiga kali dan melemah tiga kali secara bergantian hari. Namun, pergerakan naik turun terus tidak mampu membawa pasir hitam keluar dari kisaran US$ 130 per ton. Harga batu bara masih tetap di kisaran SU$ 130 sejak awal bulan ini.

Harga batu bara melemah seiring rencana negara China pada Kamis (16/11/2023) menyerukan perluasan produksi batu bara menjelang musim puncak permintaan musim dingin. Pernyataan tersebut mengindikasikan akan ada lonjakan permintaan batu bara menjelang musim dingin nanti. Di sisi lain, kebijakan tersebut menjadikan sentimen harga batu bara tertekan akibat tingkat produksi yang berada di level tinggi. Musim dingin menyebabkan peningkatan permintaan dari belahan bumi bagian utara seiring tingginya kebutuhan penghangat ruangan. Sebagai informasi, penghangat relatif mengonsumsi listrik yang lebih besar dibanding pendingin ruangan. Juru bicara Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional (NDRC) Li Chao mengatakan dalam konferensi pers bahwa NDRC akan memperkuat pemantauan produksi batubara dan mendorong pemerintah daerah dan perusahaan untuk meningkatkan produksi batubara.

Beralih ke India sebagai konsumen terbesar kedua dunia, negara ini mencari pasokan batu bara kokas yang stabil dari Australia dalam upaya membantu pabrik baja dari penurunan pasokan. Nagendra Nath Sinha, pejabat senior di Kementerian Baja India, akan bertemu dengan Philip Green, komisaris tinggi Australia untuk India, dan kedua belah pihak kemungkinan besar akan membahas kebutuhan India akan batu bara kokas. Total ekspor batubara kokas Australia naik 14% bulanan menjadi 11,67 juta ton pada Oktober 2023, berdasarkan data CoalMint. Adanya diversifikasi batu bara India yang diimpor dari Australia dan Rusia menjadikan pasokan yang tinggi dengan kompetisi yang lebih rendah. Hal ini menjadikan adanya tambahan pasokan batu bara global, sehingga turut menjadi sentimen yang menurunkan harga.

Empat pengiriman batu bara India dengan kapasitas rata-rata 75.000 ton diharapkan tiba pada Desember 2023. Sejak April 2023, Steel Authority of India Limited (SAIL) telah mengimpor delapan pengiriman dari Rusia. Rendahnya biaya batubara Rusia telah menjadi faktor utama yang mempengaruhi preferensi konsumen. Pengiriman dari Rusia naik sedikit secara bulanan menjadi 0,49 juta ton pada Oktober dibandingkan 0,48 menit pada September 2023.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours