Memanasnya konflik Hamas-Israel memantik gerakan boikot terhadap produk Israel. Boikot atau secara garis besar disebut gerakan BDS (Boikot, Divestasi, dan Sanksi) bertujuan untuk menekan Israel di ranah ekonomi-politik supaya pendudukan di Palestina bisa berakhir. Gerakan ini kemudian mendapat atensi luas di seluruh dunia karena dianggap satu-satunya cara mudah untuk melawan Israel. Sejak pertama kali diluncurkan pada 2005 gerakan BDS tak langsung membuat Israel dan Amerika Serikat (AS) sebagai sekutu setia merana. Pada awalnya, mereka tak melihat propaganda itu sebagai ancaman. Sayangnya, ketika suasana adem terjadi, propaganda BDS bak bola salju yang meluncur ke bawah dari gunung.
Perlahan tapi pasti, menurut Ellen Cannon dalam “The BDS and Anti-BDS Campaigns” (Jewish Political Studies Review, 2019), BDS sukses menjadi alat perlawanan terbaik yang mampu menjelek-jelekkan, mendelegitimasi dan mencela Israel, Zionisme, Yahudi dan AS. Di banyak negara, propaganda BDS mendapat perhatian khusus. Sudah banyak gerakan BDS lokal, termasuk di Indonesia, yang terafiliasi dengan BDS pusat. Dalam laman resminya, BDS mengklaim sudah banyak negara, kelompok atau individu ternama yang turun tangan memboikot Israel.
Di Kuwait, misalkan, pemerintah secara resmi memboikot 50 produk yang berkaitan dengan pendudukan Israel di Palestina. Atau saat pemerintah Chile membekukan kerjasama dagang wujud penindasan di Jalur Gaza. Lalu di Australia, mengutip The New Arab, pada 6 Januari 2022, televisi Australia memberi tempat khusus bagi gerakan BDS dan propaganda pro-Palestina dengan menayangkan wawancara eksklusif bersama aktivis Palestina pro-BDS, yakni Jennine Khalik. Tayangan tersebut lantas mendapat atensi besar masyarakat dan sukses memojokkan Israel.
Beranjak dari kasus seperti inilah, menurut analis politik Dov Waxman menyebut Israel mulai merasa bahwa gerakan BDS adalah ancaman yang harus diperhitungkan. Alhasil, tak ingin ancaman tersebut menjadi bom waktu yang bisa membuat bangkrut, Negara Yahudi itu bergegas melancarkan proyek anti-BDS sejak 2010, alias 5 tahun setelah peluncuran perdana BDS. Mengutip Al Jazeera, tujuan utama anti-BDS adalah untuk melakukan delegitimasi BDS yang bakal menyebar propaganda secara masif supaya menggagalkan propaganda BDS. Tentunya ini dilakukan dengan menggelontorkan dana besar.
+ There are no comments
Add yours