Perusahaan superapp Grab Holdings Ltd. membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya dalam sejarah. Sementara pesaingnya, yakni PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) masih mencatatkan rugi Rp9,5 triliun hingga kuartal III/2023. Sejatinya, berbagai langkah sudah ditempuh manajemen GOTO untuk memperbaiki kinerja keuangan perusahaan pemilik aplikasi Gojek tersebut. Direktur Utama GOTO Patrick Sugito Walujo bahkan bertekad untuk melanjutkan program efisiensi untuk mengejar target laba. Namun, manajemen menutup opsi pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan untuk mengejar target itu. “Kami tidak layoff. Kami akan melakukan efisiensi,” ujarnya saat bertemu dengan media di kantornya beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, GOTO sempat melakukan PHK karyawan terhadap 1.300 orang atau sekitar 12% karyawan pada November 2022. Alhasil, pada 31 Desember 2022 jumlah karyawan GOTO mencapai 9.287 orang. Setelah itu, pada 10 Maret 2023 GOTO kembali melakukan PHK terhadap 600 orang. Langkah itu dinilai sebagai bagian dari pembaruan strategi untuk efisiensi agar perusahaan berkelanjutan. Perseroan juga memangkas biaya iklan dan pemasaran secara besar-besaran. Berdasarakan laporan keuangan September 2023 pos promosi turun 53,4% secara year-on-year (yoy) menjadi Rp1,5 trilun.
Pengurangan beban itu mampu mengikis rugi bersih GOTO pada kuartal III/2023 sebesar 53% menjadi Rp9,5 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp20,32 triliun. Diberitakan sebelumnya, Grab Holdings Ltd. membukukan laba sebelum pajak yang disesuaikan untuk pertama kalinya dalam sejarah setelah berdiri lebih dari satu dekade. Melansir Bloomberg, Jumat (10/11/2023), Grab mengatakan bahwa laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi yang disesuaikan atau adjusted EBITDA mencapai US$29 juta atau Rp454 miliar pada kuartal III/2023. Laba ini jauh di atas proyeksi analis yang rata-rata memperkirakan laba senilai US$9,5 juta.
+ There are no comments
Add yours