Harga Batu Bara Mulai Bangkit, Usai Meningkatnya Permintaan Asia

Harga batu bara mulai menggeliat setelah ambruk. Kenaikan harga ditopang oleh mulai meningkatnya permintaan dari Asia. Merujuk pada Refinitiv, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember ditutup di posisi US$ 127,25 per ton atau menanjak 3,25% pada perdagangan Rabu (8/11/2023). Penguatan ini menjadi kabar baik setelah harga batu bara ambruk dan menyentuh level terendah dalam 28 bulan atau sejak 16 Juni 2021 pada Senin (6/11/2023) di posisi US$ 122,25 per ton.

Penguatan harga batu bara terjadi seiring dengan persediaan batubara impor Eropa barat telah yang semakin menipis ke level terendah dalam delapan bulan di tengah tanda-tanda perlambatan pengiriman dengan permintaan regional yang masih lemah meskipun musim dingin akan datang, data pelabuhan yang dikutip dari Montel menunjukkan pada Rabu. Stok gabungan di empat terminal utama di Amsterdam, Rotterdam dan Antwerp (ARA) dinilai terakhir sebesar 5,41 juta ton, turun 5% – atau 0,26 juta ton – dari minggu lalu dan terendah sejak minggu awal 20 Maret, menurut Perkiraan Montel.

Potensi penguatan permintaan di tengah tipisnya pasokan akan mendorong Eropa melakukan impor masif. Ditambah lagi, situasi musim dingin yang akan datang membuat Eropa harus menyiapkan batu bara dan penghangat ruangan lainnya. Peningkatan permintaan juga tercermin dari kenaikan ekspor Australia. Eksportir raksasa global dunia  naik 14% (month to month/mtm) menjadi 11,6 juta ton per Oktober 2023. Lonjakan ini dipicu oleh melonjaknya kebutuhan industri di India dan urgensi untuk mengamankan pasokan batu bara kokas, terutama dengan stok yang semakin menipis.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours