Petani belakangan sering teriak kekurangan pupuk subsidi. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, sebenarnya pasokan pupuk subsidi tersedia dan cukup. Hanya saja, terjadi permasalahan dalam regulasi penyaluran ke petani. Amran mengungkap tidak semua petani memiliki kartu tani yang menjadi syarat mendapatkan pupuk subsidi.
“Persoalannya kemarin, kami dari lapangan, pupuk ada 1 juta (ton), di sisi lain petaninya berteriak. Artinya ada miss, ada yang tidak sinkron. Saya turun, pastikan masalahnya di mana ini. Saya dari Sulawesi Selatan, aku cek, apa masalahnya, kartu tani tidak semua orang bisa menggunakan,” kata Amran ditemui di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (7/11/2023).
Amran mengungkap, kebanyakan petani yang tidak mendapatkan akses pupuk subsidi berada di pegunungan hingga berpendidikan rendah. Makanya, petani kategori itu kesulitan mendapatkan kartu tani atau tidak terdata dalam akses untuk penyaluran pupuk subsidi. “Di pegunungan jauh dari kota ini tidak mendapatkan pupuk karena tidak punya kartu tani, kemudian maaf pendidikan rendah sehingga tidak mampu mengakses dan memproses sehingga dia tidak dapat pupuk. Itu bisa digunakan oleh orang ketiga kemudian dia jual lebih tinggi,” ungkapnya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, Amran mempermudah regulasi untuk petani mendapatkan pupuk subsidi. Jadi, ke depan bagi petani yang tidak memiliki kartu tani bisa mendapatkan pupuk subsidi hanya dengan menggunakan KTP, asal dia masuk dalam kelompok tani. “Kreativitas kita adalah bisa saja KTP, yang penting dia masuk kelompok tani, kemudian kita bisa beri pupuk. Yang terpenting gini deh dia petani, dia berhak dapat pupuk, kita upayakan berikan,” jelas dia. Amran memastikan regulasi baru ini akan segera terbit dua minggu lagi. Dia menegaskan ke depan petani akan dipermudah mendapatkan pupuk subsidi. Karena menurutnya pasokan pupuk subsidi tersedia.
+ There are no comments
Add yours