Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell memberikan isyarat “dovish”, yakni bahwa siklus pengetatan paling agresif dalam empat dekade sudah selesai. Suku bunga acuan tak akan naik lagi? The Fed telah mempertahankan suku bunga acuan stabil dalam 22 tahun pada kisaran 5,25%-5,5% pada pertemuan kedua yang dihelat pada 31 Oktober-1 November 2023. Hal ini menandakan bahwa The Fed telah menunda kenaikan suku bunga dua kali berturut-turut.
“Melambatkan [langkah pengetatan] memberi kita, menurut saya, pengertian yang lebih baik tentang seberapa banyak yang perlu kita lakukan, jika kita perlu melakukan lebih banyak,” jelas Powell ketika ia mengatakan kepada wartawan mengenai apakah harus menaikkan suku bunga, seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (2/11/2023).
Kepala ekonom AS Bloomberg Anna Wong juga berpendapat bahwa baik pernyataan dari ketua The Fed dan kebijakan FOMC secara keseluruhan, dalam pandangannya terdengar dovish. “Mempertimbangkan sikap hawkish para pejabat dalam menafsirkan kejutan ekonomi positif sejak pertemuan September 2023, hal ini menunjukkan bahwa FOMC cenderung melakukan jeda suku bunga yang diperpanjang,” jelas Wong. Meski demikian, inflasi AS masih jauh di atas target The Fed sebesar 2% dengan pertumbuhan ekonomi yang berada pada level tertinggi dalam hampir dua tahun. Powell dan rekan-rekannya di bank sentral AS tetap memiliki opsi untuk mengambil langkah lagi, jika diperlukan.
Powell menuturkan kepada para wartawan bahwa keputusan akan dibuat pada setiap pertemuan. Komite juga akan memiliki banyak data, termasuk dua laporan ketenagakerjaan, dua laporan inflasi, dan mengenai kondisi keuangan dan risiko geopolitik sebelum Desember 2023. Adapun, dia juga menuturkan bahwa para pemimpin The Fed sedang memantau perang Israel vs Hamas untuk mengetahui implikasi ekonominya.
+ There are no comments
Add yours