Harga komoditas batu bara dan minyak kelapa sawit masih kompal melemah dalam penutupan perdagangan dunia kemarin. Harga batu bara kontrak Desember 2023 anjlok hingga lebih dari 5% dan CPO yang juga ikut melemah. Berdasarkan data Bloomberg, harga batu bara ICE Newcastle kontrak Desember 2023 melemah 5,14% atau 6,90 poin ke level US$127,40 per metrik ton pada penutupan perdagangan Selasa (30/10/2023). Sedangkan batu bara ICE Newcastle kontrak November 2023 melemah 7,56% atau 9,90 poin ke level US$121,10 per metrik ton, mencatatkan penurunan tiga hari berturut-turut.
Di lain sisi, meskipun dampak perubahan iklim makin terasa, usaha dunia untuk mengurangi perubahan iklim masih tertinggal. Emisi gas rumah kaca secara global meningkat secara bersamaan dengan penggunaan batu bara terutama di China dan India. Perang Rusia vs Ukraina juga membantu beberapa negara Eropa lebih cepat beralih dari gas fosil ke energi terbarukan. Tapi hal ini juga mendorong negara-negara lain kembali beralih ke batu bara.
Anggota G7 juga menawarkan Vietnam lebih dari US$300 juta atau sekitar Rp4,7 triliun untuk mendukung rencana pengurangan batu bara. Sebesar 2% berbentuk hibah dan sisanya memiliki tingkat suku bunga yang ditentukan oleh pasar. Pinjaman mahal tersebut enggan diterima Vietnam. Pertanyaan soal kesepakatan JETP dengan Afrika Selatan juga muncul karena negaranya sedang mengalami pemadaman listrik bergilir, yang dijanjikan pembiayaan sebesar US$8,5 miliar.
Harga crude palm oil (CPO) atau minyak kelapa sawit untuk kontrak Desember 2023 di bursa derivatif Malaysia juga alami pelemahan di 65 poin menjadi 3,639 ringgit per metrik ton. Sementara, untuk kontrak November 2023 juga melemah 55 poin menjadi 3,570 ringgit per metrik ton. Mengutip Reuters, Rabu (1/11) harga kontrak minyak kelapa sawit Malaysia turun untuk sesi kedua berturut-turut pada Selasa (31/10) yang terbebani oleh kekhawatiran peningkatan persediaan dan pelemahan di Dalian.
+ There are no comments
Add yours