(BMRI) secara aktif mendukung upaya Indonesia menuju nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada tahun 2060. Di tengah upaya tersebut, apa yang akan terjadi dengan penyaluran kredit pada industri batu bara?. Alexandra Askandar selaku Wakil Direktur Utama Bank Mandiri mengatakan tujuan akhir perseroan adalah menghentikan kredit pinjaman batu bara. “Namun, sebagai bank BUMN kami juga mendorong agenda prioritas pemerintah, termasuk menjamin ketersediaan energi nasional dengan memberikan pembiayaan pada proyek energi untuk pembangkit listrik,” ujarnya dalam paparan kinerja kuartal III/2023 Bank Mandiri pada Senin (30/10/2023).
Sementara itu, batu bara tetap menjadi penggerak energi global di tengah upaya transisi menuju energi ramah lingkungan. Meski demikian, Bank Mandiri tetap memastikan proyek yang dibiayainya sesuai dengan peta jalan transisi menuju nol emisi karbon. Dengan demikian, penyaluran kredit ke PLTU selalu diperbolehkan asalkan diintegrasikan ke dalam proyek strategis nasional atau proyek strategis nasional untuk meningkatkan nilai tambah. Sementara itu, untuk mencapai zero emisi karbon, Bank Mandiri terus mendorong kredit energi terbarukan. Secara total, Bank Mandiri mengalokasikan Rp9,5 triliun untuk energi terbarukan pada kuartal III/2023. Secara keseluruhan, penyaluran kredit hijau BMRI pada kuartal III/2023 mencapai Rp122 triliun, naik dibandingkan nilai kredit hijau pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp101 triliun.
Selain menyalurkan kredit hijau, sebagai wujud komitmen nol emisi karbon, Bank Mandiri juga berpartisipasi aktif dalam bursa karbon Indonesia (IDX Carbon). Pada transaksi pertama, BMRI membeli 3.000 ton karbon. Bank Mandiri juga meluncurkan fitur digital carbon tracking yang memungkinkan seluruh stakeholder melihat secara real time berapa banyak karbon yang dihasilkan dan berapa banyak emisi yang berhasil dikurangi perseroan secara operasional.
+ There are no comments
Add yours