Amerika Latin akan mendapatkan perhatian global tahun depan. Pada 2024, dua negara di kawasan itu menjadi tuan rumah forum internasional, yaitu G20 di Brasil dan APEC di Peru. Bagaimana kemudian Indonesia dapat memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya terhadap kawasan Amerika Latin.
Dalam konteks Amerika Latin dan Karibia, total populasi dari 33 negara yang berada di sana mencapai 662 juta orang atau mewakili 8,2% dari populasi global. Tingginya persentase penduduk usia kerja (25—64 tahun) yang mencapai 51% juga turut berkontribusi positif bagi produktivitas ekonomi. Dengan populasi yang relatif muda, Amerika Latin dipandang belum akan menghadapi penurunan demografi dalam waktu dekat. PBB memproyeksikan populasi Amerika Latin akan mencapai puncak pada 2056 dengan total 752 juta orang. Hal ini mungkin menguntungkan bagi Amerika Latin karena negara-negara maju saat ini berupaya mendiversifikasi jaringan rantai pasok industri mereka ke kawasan dengan bonus demografi.
Indonesia dan negara-negara di Amerika Latin dan Karibia dapat bekerja sama dalam memanfaatkan peluang tren peningkatan sektor industri komponen kendaraan listrik di rantai pasok global. Secara politik, Indonesia tidak memiliki pertentangan tajam dengan negara-negara di Amerika Latin. Namun, hubungan baik di politik tersebut sangat disayangkan belum mampu berdampak positif pada hubungan ekonomi.
Tantangan hubungan perdagangan yang cukup signifikan adalah hambatan tarif. Hal tersebut meliputi tarif ekspor dan impor serta kebijakan proteksi yang diterapkan masing-masing negara. Di samping itu, masih adanya perbedaan bahasa dan budaya juga berpengaruh terhadap belum tingginya intensitas hubungan antarmasyarakat.
+ There are no comments
Add yours