China diketahui telah membuat langkah-langkah baru untuk mendorong perekonomian. Mantan pejabat bank sentral China (PBOC) dan dana moneter internasional (IMF) menuturkan bahwa stimulus ekonomi tersebut bakal memiliki dampak yang besar. China membuat stimulus untuk mendorong perekonomian dengan mengambil langkah-langkah, termasuk menerbitkan utang negara tambahan dan meningkatkan rasio defisit anggaran.
Rencana tersebut meliputi penerbitan utang negara tambahan senilai 1 triliun yuan atau setara dengan Rp2.171 triliun (kurs Rp2.171 per yuan Renminbi) pada kuartal IV/2023. “Paket ini tidak terlalu besar, tetapi saya pikir dampaknya akan besar karena fokus pada masalah perubahan iklim,” jelas Zhu Min, mantan deputi PBOC dan wakil direktur pelaksana IMF, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (25/10/2023).
Adapun, stimulus dimaksudkan untuk memberi keuntungan pada industri-industri yang diinginkan pemerintah China untuk menggantikan pendorong-pendorong ekonomi yang lama seperti properti dan infrastruktur. Sebelumnya, Zhu juga berpendapat bahwa perekonomian China tumbuh 5% pada tahun ini, dan pada tahun depan berada di kisaran 4,5%-5%. Zhu, yang kini menjabat sebagai ketua Institut Riset Keuangan Nasional di Universitas Tsinghua, mengatakan bahwa target pertumbuhan itu adalah wajar. Dia juga menambahkan bahwa secara keseluruhan perekonomian China sudah mulai stabil. Adapun komentar ini dilontarkan setelah China melaporkan data kuartal III/2023 yang lebih kuat, lebih dari yang diharapkan, meskipun pasar properti masih menjadi penghambat.
+ There are no comments
Add yours