Harga emas mengangkasa pada pekan lalu. Harga emas diperkirakan sedikit tertahan pekan ini karena pasar menunggu sinyal bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) sebelum Federal Open Market Committee (FOMC) 1-2 November mendatang. Harga emas pada perdagangan Senin (23/10/2023) pukul 05:42 WIB, ada di posisi US$ 1.976,83. Harganya melemah 0,22%. Pelemahan ini memutus tren luar biasa harga emas yang terbang 3,25% pada Selasa-Jumat pekan lalu atau empat perdagangan.
Harga emas bahkan melesat 1% lebih pada Rabu dan Kamis pekan lalu. Secara keseluruhan, harga emas terbang 2,55% dalam sepekan kemarin. Analis dari Saxo Bank, Ole Hansen, bahkan memperkirakan emas bisa saja tembus ke rekor tertingginya di kisaran US$ 2.075 per troy ons jika konflik memanas. Namun, emas bisa terlempar jatuh dan bahkan ke arah US$ 1.946 jika konflik mereda dan The Fed kembali hawkish. Pelaku pasar juga tengah menantikan rapat FOMC. The Fed akan segera menjalani masa black period di mana mereka tidak akan memberi pernyataan soal suku bunga selama sepekan sebelum FOMC pada 1-2 November.
Chairman The Fed Jerome Powell, pada pekan lalu, tetap mengisyaratkan kenaikan suku bunga tetapi ada risiko perlambatan ekonomi yang meningkat akibat perang. Powell dalam pidatonya di acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, Kamis (19/10/2023) mengatakan inflasi dan ekonomi masih terlalu tinggi. Namun, tingginya imbal hasil US Treasury akan membuat ekonomi AS mendingin. Pernyataan ini mengisyaratkan jika The Fed akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan mendatang meskipun tetap menekankan adanya potensi kenaikan di masa depan jika ekonomi dan inflasi AS masih panas.
+ There are no comments
Add yours