Ekonom senior Chatib Basri mengatakan kondisi ekonomi Indonesia mendapatkan banyak pujian dari dunia internasional. Pujian itu datang dalam acara Annual Meetings 2023 International Monetary Fund (IMF)-World Bank Group yang digelar di Maroko beberapa waktu lalu.
Chatib Basri yang hadir dalam pertemuan besar tersebut mengatakan banyak pihak menilai kondisi dunia sedang penuh dengan ketidakpastian. Kondisi tersebut ditandai dengan terjadinya perang Rusia-Ukraina, dan konflik Hamas-Israel yang dikhawatirkan akan membuat harga minyak melonjak. Meski dengan semua ketidakpastian itu, Chatib Basri mengatakan banyak pihak menilai kondisi ekonomi Indonesia sangat baik. Hal itu, kata dia, ditunjukkan dengan tingkat inflasi Indonesia yang relatif lebih rendah ketimbang banyak negara lainnya.
Mantan Meteri Keuangan ini mengatakan beberapa pihak juga kagum dengan defisit neraca transaksi berjalan atau current account Indonesia yang relatif kecil. Kondisi fiskal Indonesia, kata dia, juga dianggap terkontrol dan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5% atau lebih tinggi dari global. Ini bukan kali pertama Indonesia dipuji. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asean, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengungkapkan Indonesia juga banjir pujian. Pasalnya, selama delapan kuartal beruntun ekonomi RI bisa tumbuh di atas 5% dan defisit fiskal RI bisa kembali ke kisaran di bawah 3% jauh lebih cepat dari perkiraan di 2022.
Sayangnya, di sisi lain, ekonomi Indonesia dinilai masih bergantung pada ekspor komoditas. Hal ini menjadi hambatan untuk Indonesia tumbuh lebih tinggi. Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai kinerja ekonomi Indonesia saat ini masih terlalu mengandalkan naik turunnya harga komoditas. Dia mengatakan ketika harga komoditas naik, terjadi pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di atas 5%.
+ There are no comments
Add yours