Di saat negara Zionis Israel memutus akses listrik, air bersih, dan makanan ke Jalur Gaza, raksasa waralaba Amerika Serikat McDonald’s justru membagikan 4.000 makanan gratis kepada tentara Israel. Hal tersebut tentu telah memicu kecaman dari berbagai pihak, termasuk Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, menyerukan boikot terhadap McDonald’s di Indonesia. “Jika berita ini benar, maka sudah waktunya masyarakat Indonesia memboikot untuk tidak belanja di McDonald’s,” sambungnya. Merespons kontroversi ini, cabang-cabang McDonald’s di beberapa negara Arab memilih mendukung perjuangan Palestina. Sejumlah sumbangan besar telah diberikan untuk upaya bantuan kemanusiaan di Gaza.
Seruan boikot dari MUI mencerminkan semakin kompleksnya hubungan antara perusahaan multinasional dan politik lokal. McDonald’s, sebagai contoh, harus menavigasi antara berbagai kepentingan dan pandangan publik yang berbeda di tiap negaranya beroperasi. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari McDonald’s Indonesia, seruan boikot dari MUI berpotensi mempengaruhi reputasi dan penjualan perusahaan di Indonesia, sebuah negara dengan populasi Muslim mayoritas dan yang umumnya simpatik terhadap perjuangan Palestina.
+ There are no comments
Add yours