Flash Coffee tutup di Singapura. Sebanyak 11 gerai startup yang berawal dari Jakarta tersebut sudah tidak beroperasi dalam beberapa hari terakhir. Menurut Channel News Asia, di 11 gerai Flash Coffee di Singapura yang tutup tergantung tanda yang menyatakan bahwa para pegawai sedang “mogok” karena gaji yang terlambat dibayar.
Namun, manajemen Flash Coffee menyangkal. “Beda dengan berita yang beredar, staf kami di Singapura tidak sedang mogok,” kata juru bicara perusahaan kepada Channel News Asia. “Kami menghentikan operasi di 11 gerai dan sebagai dampaknya, barista kami tidak harus datang bekerja.” Flash Coffe mengklaim untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dan menguntungkan, perusahaan memutuskan untuk “melakukan konsolidasi dan fokus di pasar yang paling menjanjikan,”
Flash Coffee pada Mei baru mengumumkan meraih modal segar Investasi baru senilai US$ 50 juta (Rp 738 miliar). Pendanaan Seri B tersebut dipimpin oleh White Star Capital dengan partisipasi Delivery Hero, Geschwister Oetker, dan Conny & Co. Perusahaan menyatakan modal tambahan akan digunakan untuk berekspansi lebih luas di Indonesia, yang disebut sebagai pasar paling matang Flash Coffee. Flash Coffee juga akan menargetkan mencapai laba bersih pada 2024 di level grup dan menyatakan bakal membukukan EBITDA positif di salah satu pasar dalam beberapa bulan ke depan.
+ There are no comments
Add yours