Pada 3 Oktober, di Bayan Obo, Mongolia, ahli geologi China menemukan jenis bijih baru yang mengandung Niobium. Menurut Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNC), Komite klasifikasi Asosiasi Mineralogi Internasional, sebuah BUMN di China telah memberikan nomor persetujuan resmi pada bijih Niobium. Royal Society of Chemistry menyebut Niobium merupakan bahan pembuatan bahan yang terbuat dari campuran logam sehingga dapat ditemukan dalam peralatan ilmiah canggih dan dalam akselerator partikel sebab merupakan superkonduktor pada suhu rendah.
Penemuan bijih Niobium ini menjadi keuntungan bagi China, yang saat ini mengimpor 95% Niobium-nya. Karena, menurut Perusahaan Nuklir Nasional China (CNNC), ini adalah bijih baru ke017 yang ditemukan di lapisan tersebut dan satu dari 150 mineral yang ditemukan di wilayah tersebut. “Bergantung pada volume dan kualitas Niobium ini, hal (penemuan) ini dapat menjadikan China swasembada (Niobium).” kata Antonio H. Castro Neto, profesor teknik elektro dan komputer di National University of Singapore (NUS).
Pada bulan Mei, Para peneliti di Center for Advanced 2D Materials (CA2DM) di NUS yang mengembangkan baterai niobium-graphene, mengatakan baterai tersebut dapat bertahan sekitar 30 tahun. Selain itu, baterai ini akan bertahan 10 kali lebih lama dibandingkan baterai lithium-ion dan daat terisi penuh dalam kurang dari waktu 10 menit.
+ There are no comments
Add yours