Dolar AS Melemah Terhadap Rupiah, Kenapa?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan, menembus angka Rp15.700/US$ dan mencapai titik terlemah tahun ini, yakni Rp15.730/US$. Penurunan ini terjadi akibat tekanan eksternal, terutama karena kondisi ekonomi AS yang dilanda inflasi tinggi, mencapai 3,7% pada Agustus 2023, naik dari 3,2% pada Juli.

Inflasi global juga bisa diperparah jika konflik Israel-Hamas berlanjut. Jika inflasi AS tidak turun, ini menandakan bahwa ekonomi AS masih panas, dengan target inflasi oleh The Federal Reserve (The Fed) sebesar 2%. Hal ini mengindikasikan suku bunga AS yang tinggi, dengan potensi kenaikan sebesar 25 basis poin pada November atau Desember 2023. Outflow modal dari pasar keuangan domestik juga terjadi, dengan investor asing menjual neto Rp2,50 triliun. Kondisi ini dipengaruhi oleh imbal hasil menarik di AS.

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan bahwa ketidakpastian eksternal, terutama kebijakan suku bunga The Fed, menjadi penyebab pelemahan rupiah. Pekan ini dianggap kritis bagi rupiah, dengan adanya FOMC minutes dan pidato dari pejabat The Fed. Secara teknikal, rupiah berpotensi melemah hingga Rp15.800/US$ atau menguat kembali ke Rp15.700/US$.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours