Rupiah tengah terpuruk terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dipicu oleh selisih suku bunga di AS dan pasokan dolar di Indonesia yang tipis. Rupiah bahkan ditutup di angka Rp15.605/US$ atau melemah 0,03% terhadap dolar AS per akhir pekan ini (6/10/2023), menurut data Refinitiv. Menteri Keuangan di era Presiden SBY M. Chatib Basri buka suara terkait pelemahan rupiah ini. Dia meyakini The Fed akan menaikkan Fed Fund Rate (FFR) 1 kali lagi tahun ini. Kondisi ini mengingatkan pada teori the impossible trinity. The impossible trinity atau trinitas mustahil adalah trilema ekonomi dimana penerapan tiga kebijakan – yakni kebijakan moneter independen, nilai tukar dipatok, dan keterbukaan arus modal.
Menurut Chatib, the impossible trinity mengajarkan bahwa jika BI ingin memiliki independen monetary policy, maka nilai tukar bergerak mengikuti pasar dan modal bergerak bebas. “Bila BI ingin menjaga rupiah, maka opsinya adalah menaikkan bunga mengikuti FFR utk menjaga paritas bunga, atau intervensi di FX mkt atau kombinasi keduanya,” tegasnya. Di sisi lain, dia mengingatkan pemerintah akan penting sekali untuk mempercepat belanja. “El Nino adalah soal serius untuk Indonesia, kenaikan harga beras harus diantisipasi. Kenaikan harga beras punya dampak yang signifikan utk kelompok miskin dan rentan,” ujarnya. Chatib menilai jika harga beras terus naik, dan pasokan dunia terbatas, maka subsidi untuk kelompok rentan perlu diberikan.
+ There are no comments
Add yours