Kondisi stok beras di Indonesia, yang termasuk salah satu Negeri Lumbung Padi di Asia Tenggara, mulai menunjukkan tanda bahaya. Seakan tak cukup dengan harga yang terus naik gila-gilaan, kini pembelian di ritel modern juga harus dibatasi. Baru-baru ini sejumlah ritel modern mulai membatasi jumlah beras yang boleh dibeli oleh konsumen. Kebijakan tersebut juga berlaku untuk semua merek beras premium yang dijual di gerai yang mulanya berasal dari kemitraan antara Salim Group, Indonesia dan Ahold Delhaize, Belanda tersebut.
Harga beras kualitas premium berkisar Rp69.000 – Rp72.000 untuk kemasan 5 kg, sehingga harga per kg mencapai Rp13.800 – Rp14.400. Berdasarkan informasi kebijakan pembatasan ini telah berlaku sejak dua pekan lalu atau bertepatan dengan tren kenaikan harga beras pada pertengahan September 2023. Kebijakan pembatasan tersebut dibenarkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey. Keputusan tersebut dilakukan sesuai arahan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk pemerataan distribusi beras ke konsumen.
Bukan hanya beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari pemerintah, Roy mengakui bahwa pembatasan pembelian dipukul rata untuk semua jenis beras termasuk beras premium. Peritel membatasi pembelian beras maksimal 2 pak per konsumen per hari. Menurutnya, pembatasan itu dilakukan seiring dengan pasokan beras yang makin tipis akibat adanya kekeringan panjang di sejumlah wilayah. Harga gabah yang naik drastis juga telah mendorong produsen beras premium menaikkan harga beras kepada peritel. “Jumlah premium juga terkendala dengan adanya pasokan yang berkurang,” ujar Roy.
+ There are no comments
Add yours