Perdagangan Bursa Karbon Terpantau Sepi, OJK: Bursa Karbon Tidak Secair Pasar Saham

OJK menyatakan likuiditas bursa karbon tidak akan secair perdagangan saham. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menuturkan likuiditas Bursa Karbon tidak bisa disamakan dengan likuiditas perdagangan efek. Bursa karbon juga tercatat sepi dibanding dengan hari perdananya. Bursa Karbon Indonesia kemarin tidak mencatatkan transaksi sama sekali. Sementara itu, harga karbon pada pembukaan dan penutupan tidak mengalami perubahan, yakni pada Rp77.000 per unit karbon. Total pengguna jasa atau user Bursa Karbon hari ini juga tidak mengalami perubahan dari kemarin, yakni sebanyak 16 pengguna jasa. 

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar optimistis Bursa Karbon Indonesia akan menjadi salah satu bursa karbon terbesar dan terpenting di dunia. Pasalnya, volume maupun keragaman unit karbon yang akan diperdagangkan cenderung lebih besar. Sebagai perbandingan, penjualan unit karbon di Bursa Karbon Malaysia (Bursa Carbon Exchange/BCX) pada saat perdagangan perdana tanggal 16 Maret 2023 lalu tercatat sebanyak 150.000 kredit karbon dari 15 perusahaan yang berpartisipasi sebagai pembeli. Transaksi perdana karbon tersebut terjadi setelah Bursa Karbon diluncurkan pada akhir 2022 lalu.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours