Harga Emas Terpukul oleh Penguatan Dolar AS dan Kenaikan Imbal Hasil Obligasi AS

Bisnis.com, SURABAYA – Harga emas turun pada akhir sesi perdagangan Jumat pagi WIB menghentikan rangkaian lima sesi kenaikan berturut-turut. Ini terjadi karena indeks dolar naik dan imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat setelah The Fed berkomitmen untuk menaikkan suku bunga hingga inflasi mencapai target tahunan sebesar 2,0 persen.

Kontrak emas teraktif untuk pengiriman bulan Desember di Divisi Comex New York Exchange mengalami penurunan sebesar 1,40 persen dan ditutup pada level US$1.939,60 per ons. Sebelumnya, emas sempat mencapai level tertinggi sebesar US$1.952,20 dan terendah di US$1.933,10 selama sesi perdagangan.

Harga emas merosot seiring dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang mencapai level tertinggi sejak tahun 2007 mencerminkan tekanan jual yang signifikan di pasar obligasi. Sementara itu, indeks dolar menguat sebesar 0,10 persen hingga mencapai level tertinggi dalam enam bulan yaitu 105,31 yang menghambat pembelian komoditas dalam mata uang dolar oleh pemegang mata uang lainnya.

Pada tanggal 20 September 2023, Federal Reserve memutuskan untuk menjaga suku bunga tetap tetapi tidak mengesampingkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan November. Sinyal hawkish dari The Fed yang menunjukkan komitmen untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama memicu penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS, yang pada akhirnya melemahkan harga emas.

“Meskipun ada optimisme sebelumnya kebijakan The Fed yang hawkish tidak mendapatkan dukungan yang signifikan dari para pembeli emas. Emas mengalami penguatan menuju level 1.950 dolar AS sebelum pengumuman tersebut seiring dengan mencapai nilai tertinggi bulan ini tetapi kemudian mengalami penurunan sebelum penutupan hari itu dan berakhir dengan kinerja negatif,” ujar Craig Erlam, seorang analis pasar senior di OANDA, dalam komentarnya.

Sementara itu, data ekonomi yang dirilis pada Kamis (21/9/2023) menunjukkan beragam hasil. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa jumlah permohonan klaim tunjangan pengangguran AS mengalami penurunan sebanyak 20.000 menjadi 201.000 dalam minggu yang berakhir pada 16 September mencapai angka terendah sejak akhir Januari.

Federal Reserve Philadelphia juga melaporkan bahwa indeks difusi untuk aktivitas saat ini mengalami penurunan menjadi -13,5 pada bulan September dari 12,0 pada bulan Agustus. Para ekonom sebelumnya memproyeksikan bahwa indeks akan turun menjadi -0,7.

National Association of Realtors (NAR) melaporkan bahwa penjualan rumah yang sudah ada di AS mengalami penurunan sebesar 0,7 persen pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan Juli dengan tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman sebanyak 4,04 juta unit. Angka ini berada di bawah perkiraan ekonom yang memperkirakan tingkat penjualan sebesar 4,10 juta unit. Selain itu, penjualan juga mengalami penurunan sebesar 15,3 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun sebelumnya.

You May Also Like

More From Author

+ There are no comments

Add yours