Ketua Bidang Industri Manufaktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Bobby Gafur Umar, telah menepis adanya indikasi penurunan kinerja industri dari segi produksi sebagai dampak dari penurunan signifikan dalam impor bahan baku/penolong dan barang modal. Menurutnya, penurunan impor bahan baku adalah sinyal positif, menunjukkan bahwa upaya subtitusi impor dan penggunaan produk dalam negeri berjalan dengan baik.
Bobby Gafur Umar mengungkapkan optimisme atas kondisi tersebut, mengacu pada Purchasing Managers’s Index (PMI) Indonesia yang pada Agustus 2023 masih berada di level ekspansif, mencapai 53,9, dan unggul dibandingkan dengan negara lain. Hal ini menunjukkan kepercayaan industri terhadap pertumbuhan bisnis.
“Kalau pesimis, ‘aduh pertumbuhan industri turun nih, karena produk impor turun’, tetapi ada indikasi ini justru shifting [beralih] ke produk lokal. Kalau lihat dari PMI indeks bulan lalu, Agustus masih bagus, berarti kan memang kondisinya masih bagus,” kata Bobby.
Menurut Bobby, upaya untuk meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) atau produk dalam negeri dapat efektif meningkatkan penggunaan komponen domestik. Dia juga meyakini bahwa pemanfaatan platform pengadaan barang pemerintah, e-Katalog, akan semakin efektif di masa depan.
Bobby menjelaskan bahwa peralihan dari produk impor ke produk dalam negeri tidak selalu melibatkan pembangunan fasilitas industri baru, karena banyak kapasitas produksi dalam negeri yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Dengan preferensi penggunaan komponen atau produk dalam negeri, utilitas pabrik domestik diharapkan akan meningkat, yang pada akhirnya akan mengurangi impor.
Meskipun demikian, Bobby menyatakan bahwa perlu waktu untuk melihat apakah perubahan ini adalah hasil pelemahan industri atau benar-benar peralihan dari impor ke produk lokal. Faktor global seperti inflasi tinggi di Amerika Serikat juga dapat memengaruhi ekonomi Indonesia.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan impor bahan baku/penolong dan barang modal, yang mengakibatkan penurunan kinerja impor secara keseluruhan. Meskipun ada beberapa faktor yang menyebabkan penurunan ini, Apindo melihatnya sebagai peluang bagi pertumbuhan industri dalam negeri.
+ There are no comments
Add yours