SURABAYA – Warung Madura diprediksi tetap eksis meski dikepung oleh minimarket modern seperti Alfamart dan Indomaret. Keberadaannya yang masuk ke desa-desa adalah taktik strategis yang membuatnya lebih mudah dijangkau dibanding minimarket lainnya.
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan Kemenkop UKM Destry Anna Sari merekap kurang lebih 1 juta Warung Madura sudah terdigitalisasi dengan menggunakan MPStore superapp. Dengan begitu mereka sudah melakukan upgrade pencatatan dan pembayaran digital dengan QRIS.
Destry menyatakan Warung Madura memiliki target market spesifik karena posisi tawar yang beroperasi selama 24 jam. Ditambah adanya ekspansi yang membuatnya selalu ramai pelanggan tetap.
“Dengan superapp pemilik warung dapat menganalisis pencatatannya untuk dapat menyediakan kebutuhan pasar atau pelanggan dan dapat diagregasi sehingga produk yang disediakan dapat dikonsolidasi sehingga efisien,” urai Destry.
Direktur Center of Law and Economic Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menilik fenomena menjamurnya Warung Madura tidak terlepas dari kondisi ekonomi pasca COVID-19. Segmen pasarnya menargetkan masyarakat menengah bawah tepatnya untuk kebutuhan pokok.
“Warung Madura akan ekspansi. Jumlahnya lebih banyak dan merambah di luar pulau Jawa,” pungkas Bhima Yudhistira.
“Segmentasinya kalau Warung Madura lebih ke menengah ke bawah, sementara kalau minimarket lebih ke menengah atas dan itu akan ada perbedaan dari segi harga. Beberapa barang yang dijual di Warung Madura harganya lebih kompetitif,” tambah Bhima.
+ There are no comments
Add yours