Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan bahwa komoditas besi dan baja (HS 72) saat ini mendominasi ekspor Indonesia ke China, bahkan menggantikan peran Crude Palm Oil (CPO).
Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa terjadi perubahan signifikan dalam komposisi ekspor nonmigas Indonesia ke China dan Amerika Serikat (AS) dalam dua tahun terakhir.
Dalam periode 2018 hingga Agustus 2023, komoditas bahan bakar mineral (HS 27) mendominasi ekspor Indonesia ke China. Namun, struktur ini berubah dalam dua tahun terakhir, yang dipengaruhi oleh ekspor komoditas besi dan baja (HS 72).
“Hal ini tentunya seiring dengan kebijakan hilirisasi dan pembangunan smelter pengolahan bijih nikel,” jelas Amalia dalam rilis berita resmi statistic, Jumat (15/09).
Sejak tahun 2022 hingga Agustus 2023, komoditas nikel dan barang terkaitnya (HS 75) masuk dalam lima besar komoditas yang diekspor ke China. Sementara itu, proporsi ekspor komoditas bijih logam, terak, dan abu (HS 26) menurun, bahkan tidak lagi masuk dalam lima besar.
Data dari BPS menunjukkan bahwa ekspor komoditas biji dan besi (HS 72) mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2022 dan Agustus 2023, masing-masing sebesar 29,90 persen dan 28,58 persen. Sebagai perbandingan, ekspor bahan bakar mineral (HS 27) mendominasi dengan porsi 29,62 persen pada tahun 2021, tetapi kontribusinya menurun menjadi 24,40 persen pada tahun 2022 dan 26,00 persen pada Agustus 2023.
Perubahan dalam komposisi ekspor juga terjadi di pasar Amerika Serikat, di mana komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS 85) masuk dalam lima besar komoditas nonmigas utama yang diekspor oleh Indonesia ke AS. Sementara itu, pakaian dan aksesoris (HS 61) serta barang bukan rajutan (HS 62) tetap menjadi komoditas yang selalu masuk dalam lima besar ekspor nonmigas Indonesia ke AS.
Penting untuk dicatat bahwa secara kumulatif dari Januari hingga Agustus 2023, pangsa ekspor nonmigas ke China mengalami peningkatan. Jika pada periode yang sama pada tahun sebelumnya pangsa ekspor mencakup 21,26 persen dari total ekspor nonmigas, kini pada tahun 2023 meningkat menjadi 24,96 persen. Sebaliknya, pangsa ekspor nonmigas ke AS mengalami penurunan, turun dari 10,80 persen pada Januari-Agustus 2022 menjadi 9,66 persen pada tahun 2023.
+ There are no comments
Add yours