SURABAYA – Harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) mencatatkan kenaikan sekaligus net buy pada perdagangan saham kemarin, Kamis (14/9/2023).
Sebelumnya, saham GOTO naik 1,15 persen ke posisi Rp88. Bahkan lebih tepatnya saham sempat menyentuh posisi Rp91 per saham sebelum akhirnya layu pada penutupan perdagangan.
Investor tercatat melakukan 13.549 kali transaksi yang meliputi 1,49 miliar saham. Adapun nilai transaksi diperkirakan mencapai Rp132,7 miliar.
Di lain sisi, investor asing terbukti menghasilkan net buy atau beli bersih sebesar Rp6,57 miliar pada hari ini. Dua broker asing terpantau agresif melakukan pembelian yakni UBS Sekuritas mencapai 123,1 juta dan Korean Investment Security mencapai angka 60 juta saham GOTO.
Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata menuturkan jika saham GOTO mulai berada di akhir fase downtrend dan terlihat sudah mulai naik hingga diprediksi mengakhiri masa-masa downtrend tersebut.
“GOTO tidak ke mana-mana selama harga masih terbenam di bawah MA20 dan MA10. Artinya, tanda-tanda kehidupan baru muncul ketika GOTO sudah mampu ditutup di atas harga Rp92 per saham. [Akan tetapi] Kelihatannya sudah mulai bottoming bikin pola [bullish reversal] head and shoulders.” terang Liza, Jumat (15/9/2023).
Terkait saham GOTO, Liza merekomendasikan strategi buy on break atau average up, yakni strategi membeli saham GOTO ketika harga saham di atas Rp92. Untuk target awal sendiri GOTO merencanakan kenaikan hingga menyentuh level Rp98 – Rp100, selanjutnya di rentang Rp112 – Rp120 per unit.
Sementara itu, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan saham GOTO menunjukkan upaya untuk berada di puncak tertinggi saham dengan support di harga Rp90 dan Rp81.
Nafan mengatakan target pertama harga saham GOTO di harga Rp105 atau naik 10,53 persen. Target kedua dan ketiga masing-masing di harga Rp118 atau naik 24,21 persen dan Rp151 atau naik 58,95 persen.
Nafan merekomendasikan untuk membeli saham GOTO secara bertahap.
Adapun faktor positif yang bisa mendorong GOTO adalah peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga atau domestic consumption. Disisi lain hal rawan yang dapat menjatuhkan harga saham kedua emiten tersebut berkaitan dengan kompetisi dengan para peers.
“Menurut saya berkaitan dengan kompetisi yang ketat, sehingga tentunya strategi burning money masih menjadi lebih relevan dalam rangka mempertahankan pangsa pasar. Sekaligus untuk memanfaatkan tren kenaikan kinerja pada domestic consumption tersebut.” kata Nafan, Jumat (15/9/2023).
+ There are no comments
Add yours